Bel Listrik
Elektromagnet dalam bel listrik berupa inti besi
yang berbentuk huruf U. Inti besi tersebul dililiti kumparan dengan arah
belitan yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan maksud agar diperoleh magnet
yang berbeda jika kumparan tersebut dialiri arus listrik
Ketika sakelar ditekan. teradi aliran arus liitrik. Akibatnya, inti besi lunak menjadi elektromagnet. Elektromagnet ini dapat menarik jangkar besi lunak. Saat jangkar besi tersebut menempel pada elektromagnet, pemukul mengenai bel dan terjadi bunyi.
Selama jangkar besi menempel pada besi lunak. aliran arus listrik terputus. Hal itu menyebabkan sifat kemagnetan inti besi lunak hilang. Akibatnya. jangkar besi lunak kembali ke posisi semula. Demikianlah hal ini berlangsung berulang-ulang selama sakelar bel ditekan. Alat untuk menyambung atau memutus arus listrik secara berulang-ulang secara otomatis disebut interuptor. Jadi, elektromagnet pada bel listrik memutus dan menyambyng arus listrik dengan cepat secara otomatis.
Ketika sakelar ditekan. teradi aliran arus liitrik. Akibatnya, inti besi lunak menjadi elektromagnet. Elektromagnet ini dapat menarik jangkar besi lunak. Saat jangkar besi tersebut menempel pada elektromagnet, pemukul mengenai bel dan terjadi bunyi.
Selama jangkar besi menempel pada besi lunak. aliran arus listrik terputus. Hal itu menyebabkan sifat kemagnetan inti besi lunak hilang. Akibatnya. jangkar besi lunak kembali ke posisi semula. Demikianlah hal ini berlangsung berulang-ulang selama sakelar bel ditekan. Alat untuk menyambung atau memutus arus listrik secara berulang-ulang secara otomatis disebut interuptor. Jadi, elektromagnet pada bel listrik memutus dan menyambyng arus listrik dengan cepat secara otomatis.
Relai
Relai adalah alat yang dapat menghubungkan atau
memutus arus listrik besar menggunakan arus listrik kecil. Oleh karena itu,
motor listrik atau mesin-mesin listrik yang memerlukan arus besar dapat
dikontrol dari jauh menggunakan kabel yang dapat dilalui arus kecil. Kabel
seperti itu lebih murah harganya. Bagian utama relai adalah elektromagnet dan
kontak. Relai banyak digunakan sebagai kontak starter mobil. Adapun prinsip
kerjanya adalah sebagai berikut.
Ketika sakelar ditekan, arus listrik kecil mengalir. Aliran arus ini menyebabkan jangkar besi lunak tertarik ke elektromagnet hingga menempel. Hal itu menyebabkan kontak terhubung. Akibatnya, motor listrik teraliri arus. Aliran arus listrik itulah yang menyebabkan motor listrik berputar.
Ketika sakelar ditekan, arus listrik kecil mengalir. Aliran arus ini menyebabkan jangkar besi lunak tertarik ke elektromagnet hingga menempel. Hal itu menyebabkan kontak terhubung. Akibatnya, motor listrik teraliri arus. Aliran arus listrik itulah yang menyebabkan motor listrik berputar.
Pesawat Telepon
Pesawat telepon terdiri atas dua bagian utama,
yaitu mikrofon (pesawat pengirim) dan telepon (pesawat penerima). Mikrofon
terdiri atas diafragma aluminium, kotak karbon, dan butir-butir karbon. Adapun
telepon terdiri atas diafragma besi, magnet permanen, dan
elektromagnet.
elektromagnet.
Alat Pengangkat Magnetik
Jika inti besi dibengkokkan (berbentuk U), tentu
magnet seperti itu mempunyai daya tarik lebih kuat. Inilah yang menjadi prinsip
kerja alat pengangkat magnetik. Untuk memperbesar gaya tarik alat, dapat
dilakukan dengan cara menambah lilitan dan menambah arus listrik. Dewasa ini
alat pengangkat magnetik digunakan untuk memisahkan bahan logam dengan bahan
bukan logam, misalnya pada tempat pembuangan sampah modern.
Percobaan Oersted menunjukkan bahwa di sekitar penghantar berarus
listrik terdapat medan magnet. Dengan demikian, jika penghantar berarus listrik
diletakkan dalam medan magnet tentu terjadi interaksi antara medan magnet dan
arus listrik. Interaksi tersebut menghasilkan suatu gaya yang disebut gaya
Lorentz.
F = B I ℓ
dengan
F = gaya Lorentz (N)
I = kuat arus listrik (A)
B = medan magnetik (T)
ℓ = panjang penghantar (m)
dengan
F = gaya Lorentz (N)
I = kuat arus listrik (A)
B = medan magnetik (T)
ℓ = panjang penghantar (m)
Adapun arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan aturan atau kaidah
tangan kiri seperti berikut. Jika jari tengah menunjukkan arah arus listrik dan
telunjuk menunjukkan arah medan magnet, arah gaya Lorentz ditunjukkan oleh ibu
jari.
F = gata Lorentz
B = medan magnetik
I = arus listrik
F = gata Lorentz
B = medan magnetik
I = arus listrik
Pengertian gaya magnet atau gaya Lorentz dapat
membantu memahami terjadinya perubahan energi listrik menjadi energi gerak.
Berdasarkan hal itulah, sekarang ini banyak peralatan yang memanfaatkan gaya
Lorentz. Alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan perubahan energi listrik
menjadi energi gerak antara lain motor listrik dan alat pengukur listrik.
- Motor Listrik
Bagian-bagian utama motor listrik adalah sebagai
berikut:
- Rotor, berupa kumparan yang dapat berputar pada sumbunya;
- Komutator (cincin belah), merupakan bagian ujung rotor (bagian yang berputar);
- Sikat bagian komutator dan berarus;
- Magnet tetap magnet.
Jika arus listrik dialirkan melalui kumparan, pada
kumparan bekerja gaya Lorentz. Gaya Lorentz inilah yang memutar kumparan, jika
sumbu kumparan dihubungkan dengan kipas angin, kipas angin tersebut akan
berputar bersama sumbu kumparan,
- Alat Pengukur Listrik
Skema alat pengukur listrik
jenis kumparan berputar. Jika dialiri arus listrik kumparan tersebut akan
berputar karena terkena gaya Lorentz. Karena kumparan dihubungkan dengan jarum
penunjuk, tentu saja jarum penunjuk tersebut juga ikut berputar. Besar perputaran
kumparan bergantung pada besar gaya Lorentz yang bekerja padanya. Adapun besar
gaya Lorentz ditentukan oleh kuat arus yang mengalir pada kumparan. Dengan
demikian, makin besar kuat arus yang mengalir pada kumparan, makin besar skala
yang ditunjuk oleh jarum penunjuk. Demikianlah prinsip kerja alat pengukur
listrik jenis kumparan berputar.
PENERAPAN INDUKSI
ELEKTROMAGNETIK
Pada induksi elektromagnetik terjadi perubahan
bentuk energi gerak menjadi energi listrik. Induksi elektromagnetik digunakan
pada pembangkit energi listrik. Pembangkit energi listrik yang menerapkan
induksi elektromagnetik adalah generator dan dinamo. Di dalam generator dan
dinamo terdapat kumparan dan magnet. Kumparan atau magnet
yang berputar menyebabkan terjadinya perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet dalam kumparan. Perubahan tersebut
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada kumparan.
Energi mekanik yang diberikan generator dan
dinamo diubah ke dalam bentuk energi gerak rotasi. Hal itu menyebabkan
GGL induksi dihasilkan secara terus-menerus
dengan pola yang berulang secara periodik
A. Generator
Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator
arus searah (DC) dan generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan
generator DC memutar kumparan di dalam
medan magnet tetap. Generator AC sering disebut alternator. Arus
listrik yang dihasilkan berupa arus bolak-balik. Ciri
generator AC menggunakan cincin ganda. Generator arus DC,
arus yang dihasilkan berupa arus searah. Ciri generator DC
menggunakan cincin belah (komutator). Jadi,
generator AC dapat diubah menjadi generator
DC dengan cara mengganti cincin ganda dengan sebuah komutator.
Sebuah generator AC kumparan berputar
di antara kutub- kutub yang tak sejenis
dari dua magnet yang saling berhadapan.
Kedua kutub magnet akan menimbulkan medan
magnet. Kedua ujung kumparan dihubungkan dengan
sikat karbon yang terdapat pada setiap
cincin. Kumparan merupakan bagian generator yang
berputar (bergerak) disebut rotor. Magnet tetap merupakan
bagian generator yang tidak
bergerak disebut stator. Bagaimanakah
generator bekerja? Ketika kumparan sejajar dengan arah medan magnet
(membentuk sudut 0 derajat), belum terjadi
arus listrik dan tidak terjadi GGL induksi
(perhatikan Gambar 12.2). Pada saat
kumparan berputar perlahan-lahan, arus dan GGL
beranjak naik sampai kumparan membentuk sudut 90 derajat.
Saat itu posisi kumparan tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan
ini kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya, putaran
kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang. Ketika kumparan mem
bentuk sudut 180 derajat kedudukan kumparan sejajar dengan arah medan magnet,
maka Putaran kumparan berikutnya arus dan tegangan mulai naik lagi
dengan arah yang berlawanan. Pada saat
membentuk sudut 270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus
dengan arah medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi menunjukkan
nilai maksimum lagi, namun arahnya berbeda.
Putaran kumparan selanjutnya, arus dan tegangan
turun perlahanlahan hingga mencapai nol dan
kumparan kembali ke posisi semula hingga
memb entuk sudut 360 derajat.
Animasi Generator AC
Animasi Generator DC
B. Dinamo
Dinamo dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus
searah (DC) dan dinamo arus bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan
generator yaitu memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet di
dalam kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang
tidak bergerak disebut stator.
Perbedaan antara dinamo DC dengan dinamo AC
terletak pada cincin yang digunakan. Pada dinamo arus searah menggunakan satu
cincin yang dibelah menjadi dua yang disebut cincin belah (komutator). Cincin
ini memungkinkan arus listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar Dinamo berupa
arus searah walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik.
Adapun, pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin).
Alat pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo
sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. Jika roda
berputar,kumparan atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada
ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda
sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL
induksi dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan lampu,
nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat diperbesar dengan cara
putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang kuat (besar), jumlah lilitan
diperbanyak, dan menggunakan inti besi lunak di dalam kumparan.
C. TRANSFORMATOR
Di rumah mungkin kamu pernah dihadapkan persoalan
tegangan listrik, ketika kamu akan menghidupkan radio yang memerlukan tegangan
6 V atau 12 V. Padahal tegangan listrik yang disediakan PLN 220 V. Bahkan
generator pembangkit listrik menghasilkan tegangan listrik yang sangat tinggi
mencapai hingga puluhan ribu volt. Kenyataannya sampai di rumah tegangan
listrik tinggal 220 V. Bagaimanakah cara mengubah tegangan listrik? Alat yang
digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC disebut transformator
(trafo). Trafo memiliki dua terminal, yaitu terminal input dan terminal output.
Terminal input terdapat pada kumparan primer. Terminal output terdapat pada
kumparan sekunder. Tegangan listrik yang akan diubah dihubungkan dengan
terminal input. Adapun, hasil pengubahan tegangan diperoleh pada terminal
output. Prinsip kerja transformator menerapkan peristiwa induksi
elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus AC, inti besi yang
dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet). Karena arus AC, pada
elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya magnet. Perubahan garis gaya
tersebut akan bergeser ke kumparan sekunder. Dengan demikian, pada kumparan sekunder
juga terjadi perubahan garis gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan GGL
induksi pada kumparan sekunder. Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah
arus AC yang besarnya sesuai dengan jumlah lilitan sekunder.
Bagian utama transformator ada tiga, yaitu inti
besi yang berlapis-lapis, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Kumparan
primer yang dihubungkan dengan PLN sebagai tegangan masukan (input) yang akan
dinaikkan atau diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan dengan beban sebagai
tegangan keluaran (output).
1. Macam-Macam Transformator
Apabila tegangan terminal output lebih besar
daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi sebagai penaik
tegangan. Sebaliknya apabila tegangan terminal output lebih kecil daripada
tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi sebagai penurun
tegangan. Dengan demikian, transformator (trafo) dibedakan menjadi dua,
yaitu trafo step up dan trafo step down.
Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
a. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
a. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih besar daripada tegangan
sekunder,
c. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.
c. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.
2. Transformator Ideal
Besar tegangan dan kuat arus pada trafo bergantung
banyaknya lilitan. Besar tegangan sebanding dengan jumlah lilitan. Makin banyak
jumlah lilitan tegangan yang dihasilkan makin besar. Hal ini berlaku untuk
lilitan primer dan sekunder. Hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder
dengan tegangan primer dan tegangan sekunder dirumuskan
Trafo dikatakan ideal jika tidak ada energi yang
hilang menjadi kalor, yaitu ketika jumlah energi yang masuk pada kumparan primer
sama dengan jumlah energi yang keluar pada kumparan sekunder. Hubungan antara
tegangan dengan kuat arus pada kumparan primer dan sekunder dirumuskan
Jika kedua ruas dibagi dengan t, diperoleh rumus
Dalam hal ini faktor (V × I) adalah
daya (P) transformator.
Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai
Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai
Dengan demikian untuk transformator ideal akan
berlaku persamaan berikut.
Dengan:
Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A
Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !