widgeo.net

Makalah Implementasi Tri Hita Karana di Kecamatan Seririt

Friday 7 March 2014



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Anggapan bahwa kecamatan Seririt tidak ubahnya seperti pisau bermata dua, mungkin memang benar adanya.Di satu sisi kecamatan Seririt merupakan kecamatan yang sangat potensial untuk berkembang di bidang SDM dan lainnya. Salah satu bukti nyata potensialnya kecamatan Seririt terlihat dari adanya pasar 24 jam yang tidak dapat dijumpai di kecamatan lainnya. Hal ini menunjukkan adanya pergolakan perekonomian di Kecamatan Seririt yang bisa dikembangkan sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat Seririt. Di sisi lain banyak kalangan yang menyebut bahwa kecamatan Seririt merupakan Texasnya Buleleng. Heterogennya masyarakat Seririt turut memeberikann andil dari carut-marutnya situasi dan kondisi di lingkungan Seririt seperti banyaknya pelanggaran lalu lintas yang bukan hal awam lagi terjadi di lingkungan Seririt, pengalih fungsian parit-parit serta sungai Saba yang sepatutnya untuk system pengairan/drainase kini telah  menjadi tempat pembuangan sampah, serta konsep pura Hita Karana yang tidak sesuai dengan konsep pembangunan Padmasana pada sastra agama  dan kehadiran masyarakat Seririt  yang beragam Hindu untuk datang ke pura Padmasana semakin minim. Setidaknya hal ini harus sesegera mungkin harus dibenahi secara terpadu oleh pihak terkait demi menciptakan kerukunan di lingkungan Seririt.Kira-kira apakah solusi untuk menciptakan kerukunan serta meminimalisir carut marut yang terjadi di lingkungan Seririt?
Tri Hita Karana merupakan tiga penyebab untuk mencapai kebahagiaan.Ajaran Tri Hita Karana dapat dijadikann ajaran konkrit untuk menciptakan kerukunan diantara masyarakat Seririt yang heterogen yang diharapkan mampu meminimalisir dampak negativ  yang timbul di lingkungan Seririt yang dapat diubah kearah positif demi terwujudnya slogan kecamatan Seririt yakni Seririt BERSINAR (Bersih, Nyaman, Ramah).


1.2  Rumusan Masalah
o   Mengapa di pura Hita Karana tidak memiliki bagian jaba sisi dan malah dialih fungsikann sebagai tempat penjualan ikann oleh pedagang kaki lima?
o   Apa yang menyebabkan turunnya tingkat kehadiran masyarakat Seriritke pura Hita Karana? Serta bagaimana solusinya?
o   Mengapa di lingkungan Seririt memiliki parit serta sungai Saba yang terbilang kotor dan banyak terdapat sampah? Serta bagaimana peran aparat terkait terhadap masalah tersebut?
o   Mengapa banyak terjadi pelanggaran dalam berlalu-lintas di lingkungan Seririt? Bagaimana peran aparat dalam menanggulangi hal tersebut?
o   Bagaimanakah kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang notabene merupakan masyarakat heterogen?
1.3  Tujuan
o   Mengetahui penyebab di pura Hita Karana tidak memiliki bagian jaba sisi dan malah dialih fungsikann sebagai tempat penjualan ikan oleh pedagang kaki lima.
o   Mengetahui penyebab turunnya tingkat kehadiran masyarakat Seririt di pura Hita Karana serta solusinya.
o   Mengetahui penyebab di lingkungan Seririt memiliki parit serta sungai Saba yang terbilang kotor dan banyak terdapat sampah serta solusinya.
o   Mengetahui penyebab banyak terjadi pelanggaran dalam berlalu-lintas di lingkungan Seririt serta solusinya.
o   Mengetahui keadaan kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang notabene merupakan masyarakat heterogen.
1.4  Manfaat
v  Bagi siswa
o   Siswa yang berada di radius Seririt dapat mengetahui permasalahan yang terjadi di lingkungan Seririt dan dapat mengetahui cara untuk mengatasinya.
o   Siswa mampu berperan aktif dalam implementasi Tri Hita Karana untuk menciptakan kerukunan di lingkungan Seririt.
v  Bagi masyarakat:
o   Meningkatkan kesadaran,serta rasa memiliki dari masyarakat terhadap persoalan yang menyangkut penerapan konsep Tri Hita Karana di lingkungan Seririt.
o   Menambah informasi mengenai persoalan yang terjadi di lingkungan Seririt  yang terkait implementasi Tri Hita Karana yang diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan yang berkembang untuk mewujudkan kerukunan di lingkungan Seririt.
v  Bagi sekolah :
o   Sebagai referensi dan kajian dalam implementasi Tri Hita Karana yang mungkin dapat diterapkan di dalam kurikulum sekolah.
o   Sebagai bahan introspeksi diri dalam membentuk karakter siswa yang positif sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana.



\

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1     Pengertian Tri Hita Karana
Menurut  http://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Hita_Karanayang di kutip pada tanggal 5 September 2012,menyatakan bahwa  Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”.Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran tri hita karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan ke Tuhan yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan menghindari dari pada segala tindakan buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai.Hakikat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara Manusia dengan Tuhan nya, Manusia dengan alam lingkungannya, dan Manusia dengan sesamanya. Dengan menerapkan falsafah tersebut diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modern yang lebih mengedepankan individualisme dan materialisme. Membudayakan Tri Hita Karana akan dapat memupus pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak.
2.2     Pengertian implementasi
Menuruthttp://www.jualbeliforum.com/pendidikan/215357-pengertian-implementasi-menurut-para-ahli.htmlyang dikutip  tanggal5 September 2012 menyataka bahwa Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix.
Menurut KBBI( Kamus Besar Bahasa Indonesia) Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang /didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya.Kalau diibaratkan dengan sebuah rancangan bangunan yang dibuat oleh seorangInsinyur bangunan tentang rancangan sebuah rumah pada kertas kalkirnya makaimpelemntasi yang dilakukan oleh para tukang adalah rancangan yang telah dibuattadi dan sangat tidak mungkin atau mustahil akan melenceng atau tidak sesuai denganrancangan, apabila yang dilakukan oleh para tukang tidak sama dengan hasilrancangan akan terjadi masalah besar dengan bangunan yang telah di buat karenarancangan adalah sebuah proses yang panjang, rumit, sulit dan telah sempurna darisisi perancang dan rancangan itu. Maka implementasi kurikulum juga dituntut untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang telah direncanakan dalam kurikulumnya untuk dijalankan dengan segenap hati dan keinginan kuat, permasalahan besar akan terjadiapabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telahdirancang maka terjadilah kesia-sian antara rancangan dengan implementasi. Rancangan kurikulum dan impelemntasi kurikulum adalah sebuah sistem danmembentuk sebuah garis lurus dalam hubungannya (konsep linearitas) dalam artiimpementasi mencerminkan rancangan, maka sangat penting sekali pemahaman guruserta aktor lapangan lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar sebagai intikurikulum untuk memahami perancangan kuirkulum dengan baik dan benar.
2.3     Pengertian Kerukunan
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Kerukunanyang diakses tanggal 4 September 2012 menyatakan bahwa kerukunan berasal dari kata rukun yang berarti baikdandamai. Dengan demikian kerukunan berarti suatu keadaan dimana terdapat masyarakat yang hidup damai.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1  Metode Observasi
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Wawancarayang diakses tanggal 5 September 2012 ,observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Metode observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang telah disusun dan didalamnya telah dicantumkan aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan dilakukan. Sedangkan pada observasi yang tidak direncanakan pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa sebenarnya yang harus dicatat dalam pengamatan itu.
Tujuan digunakan metode observasi adalah:
1.      Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas.
2.      Untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara langsung dan nyata mengenai obyek tertentu.
3.      Untuk menanamkan nilai moral pada siswa.
Manfaat digunakannya metode observasi adalah:
1.      Menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam lingkunganny atau obyek yang diamati.
2.      Melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadian-kejadian yang ada dilingkungannya.


Langkah-langkah dalam melaksanakan metode observasi secara umum meliputi:
1.      Tahap persiapan atau perencanaan, yaitu:
a)      Menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK).
b)      Menetapkan obyek yang akan diobservasi.
c)      Menentukan alat/instrument peroleh data dalam mengadakan observasi.
d)     Membuat instrument untuk mengadakan observasi.
2.      Tahap pelaksanaan, yaitu
a)      siswa secara langsung menuju obyek yang diobservasi.
b)      siswa mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diobservasi.
c)      siswa mengadakan pencatatan terhadap peristiwa, kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang terjadi.
d)     mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim.
e)      menyusun laporan sebagai hasil observasi

3.2  Metode Wawancara
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara yang telah diakses tanggal 4 September 2012  wawancara ialah suatu kegiatan mencari informasi dari seorang narasumber.
Dalam metode wawancara terdapat 3 jenis wawancara dengan kelebihan dan kelemahannya masing-masing:
1.      Melalui surat merupakan cara untuk menguji tanggapan responden melalui pengiriman kuesioner via pos. Kelebihan dari wawancara melalui surat adalah hemat biaya, hemat waktu, responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi kuesioner, ada jaminan kerahasiaan yang lebih besar, keseragaman kata, tidak ada bias pewawancara, serta banyak responden yang dapat dicapai.  Sedangakan, kekurangannya adalah tidak fleksibel, terdapat kecenderungan rendahnya tanggapan, hanya perilaku verbal yang tercatat, idak ada kendali atas lingkungan, tidak ada kendali atas urutan pertanyaan, bisa menyebabkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, tidak bisa merekam jawaban secara spontan, kesulitan untuk membedakan antara tidak menjawab dengan salah alamat, tidak ada kendali atas waktu pengembalian, tidak dapat menggunakan format yang kompleks, dan bisa mendapatkan sample yang bias.
2.      Metode wawancara tatap muka merupakan cara untuk menguji tanggapan responden dengan bertemu muka atau berhadapan langsung. Kelebihan dari penelitian wawancara tatap muka  adalah fleksibilitas, tingkat respon  yang baik, memungkinkan pencatatan perilaku non verbal, kendali atas lingkungan waktu menjawab, kemampuan untuk mengikuti urutan pertanyaan dan pencatatan jawaban seecara spontan, responden tidak bisa curang dan harus menjawab sendiri, terjaminnya kelengkapan jawaban dan pertanyaan yang dijawab, adanya kendali atas waktu menjawab pertanyaan, serta dapat digunakan untuk kuesioner yang kompleks. Sedangkan, kelemhannnya adalah biayanya yang mahal, waktu yang dibutuhkan untuk bertanya dan untuk berkunjung ke lokasi, bias pewawancara, tidak ada kesempatan bagi responden untuk mengecek fakta, mengganggu responden, kurang menjamin kerahasiaan, kurangnya keseragaman pertanyaan, serta kurang bisa diandalkan untuk mencapai banyak responden.
3.      Wawancara telepon (telephone interview) merupakan cara menguji tanggapan respondenvia telepon. Kelebihan dari telephone interview adalah tingkat respon lebih tinggi dari mail atau self administered. Memnungkinkan untuk menjangkau geografis yang luas/jauh, waktu lebih singkat, dapat mengontrol tahapan pengisian kuesioner, dapat melakukan pertanyaan lanjutan probing, dan memungkinkan untuk format pertanyaan yang lebih kompleks. Sedangkan, kekurangannya adalah biaya tinggi, panjang wawancara terbatas, terbatas untuk responden yang memiliki telepon, mengurangi anonimitas, memungkinkan bias pewawancara, sulit untuk pertanyaan terbuka, membutuhkan bantuan visual, serta hanya dapat mencatat hal-hal tertentu dari latar belakang suara atau intonasi suara.
Berikut ini merupakan daftar pertanyaan yang telah kelompok kami ajukan kepada beberapa narasumber :
o   Menurut Anda, mengapa di pura Hita Karana tidak memiliki bagian jaba sisi yang secara konsep pembuatan pura harus terdapat jaba sisi, jaba tengah, dan jeroan dan malah dialih fungsikan sebagai tempat penjualan ika oleh pedagang kaki lima?
o   Menurut Anda apa yang menyebabkan turunnya tingkat kehadiran masyarakat Seririt di pura Hita Karana ketika rainan Purnama Tilem? Serta bagaimana solusinya?
o   Menurut Bapak, mengapa di lingkungan Seririt memiliki parit serta sungai Saba yang terbilang kotor dan banyak terdapat sampah? Serta bagaimana peran aparat terkait terhadap masalah tersebut?
o   Menurut Anda, mengapa banyak terjadi pelanggaran dalam berlalu-lintas di lingkungan Seririt? Bagaimana peran aparat dalam menanggulangi hal tersebut?
o   Menurut pandangan Anda, bagaimanakah kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang notabene merupakan masyarakat heterogen?

3.3  Metode Kajian Pustaka
     Menuruthttp://makalahbarataanpba.blogspot.com/2010/01/kajianpustaka.html yang diakses tanggal 4 September 2012 menyatakan bahwa Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu).
DalamPenelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau pustaka.Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.
Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau pustaka.Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.
Kajian pustaka: menjelaskan laporan tentang apa yang telah ditemukan oleh peneliti lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting yang berkaitan dengan masalah biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih rinci agar lebih mudah dibaca.Bagian yang kurang penting biasanya dibahas secara singkat. Bila ada beberapa hasil penelitian yang mirip dengan masalah penelitian, maka dapat dituliskan: ”Beberapa penelitian juga telah dilaporkan dengan hasil yang hampir sama (Adam, 1976;Brown, 1980; Cartwright, 1981; Davis, 1985; Frost, 1987)”
Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.






BAB IV
PEMBAHASAN
4.1    Penyebab di pura Hita Karana tidak memiliki bagian jaba sisi dan malah dialih fungsikan sebagai tempat penjualan ikan oleh pedagang kaki lima.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Drs. Nyoman Suirka, M. Ag pada tanggal 5 September 2012 didapatkan hasil bahwa menurut beliau semenjak   berdirinya pura Hita Karana pada bulan April tahun 1967 hingga sekarang, penyebab di pura Hita Karana tidak terdapat jaba sisi yakni tidak ada dukungan dari masyarakat di luar Seririt. Sebenarnya dulu sudah pernah memiliki jaba sisi.dulu juga pernah diajukan ke pemerintah, namun karena kurangnya dukungandaripada masyarakat di lingkungan luar Seririt yang menginginkan bahwa bagian jaba sisi itu dijadikan jalan raya. Maka dari itu pura Hita Karana tidak mempunyai jaba sisi.Sedangkan kasus dialihfungsikannya daerah tersebut sebagai daerah berjualan ikan, sebenarnya telah dilarang.Namun para pedagang tersebut bandel dan tetap tidak mengindahkan larangan tersebut sehingga yang bisa di perbuat kini yaitu tinggal menunggu karma dari Tuhan.
Dari hasil wawancara dengan kelian adat di lingkungan Seririt, Bapak Ketut Sukarna Putra pada tanggal 5 September 2012 diperoleh hasil bahwa menurut beliau penyebab tidak terdapatnya jaba sisi pada pura Hita Karana karena adanya protes dari oknum-oknum yang berkepentingan dalam peningkatan usahanya, padahal usaha untuk keberadaan jaba sisi di pura Hita Karana sudah di perjuankan dan diberi izin dari bupati melalui SK yang telah diberikan tapi karena dukungan masyarakat yang kurang, keberadaan jaba sisi akhirnya ditiadakan. Sedangkan kasus pedagang ikan yang berjualan di areal pura sebenarnya telah dilarang, namun kadangkala pedagang mencuri kesempatan untuk berdagang sehingga ditindak tegas dakam bentuk arahan. Sehingga secara berangsur-angsur pedagang mampu mengerti agar tidak berjualan di areal pura, dan untuk mempertahankan situasi ini mungkin akan diadakan pemantauan secara berkala.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab di puraHita Karana tidak memiliki bagian jaba sisi karena pada dasarnya terletak pada protes keras yang dilayangkan masyarakat di luar lingkungan Seririt untuk menjadikan jaba sisi tersebut menjadi jalan raya padahal sk untuk menempatkan jaba sisi telah diberikan,namun karena dukungan dari masyarakat yang kurang sehingga keberadaan serta pembuatan jaba sisi pun urung di laksanakan,sedangkan untuk masalah pengalih fungsian jaba sisi menjadi tempat berjualan ikan sebenarnya telah di berlakukan pelarangan untuk berjualan oleh pihak terkait namun kadangkala sikap pedagang yang kurang tertib menyebabkan masih ditemukan pedagang yang berjualan ikan di jaba sisi pura Hita Karana,sebagai langkah tegas,kini mulai di berlakukan tindakan  baik itu dengan pemahaman-pemahaman kepada pedagang,maupun dengan sidak.
4.2    Penyebab turunnya tingkat kehadiran masyarakat Seririt di pura Hita Karana dan solusinya.
Menurut Bapak Drs. Nyoman Suirka, M. Ag yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012, beliau mengatakan bahwa turunnya tingkat kehadiran masyarakat karena kurangnya motivasi bagi masyarakat untuk datang ke pura, selain itu kurangnya ajakan kepada masyarakat untuk pergi ke pura yang menjadi pusat ataupun center parhyangan dari wilayah Seririt.  Solusinya dengan cara mengundang atau mensosialisasikan kepada para siswa-sisw-wi di radius Seririt dari SD,SMP,SMA serta Mahasiswa yang tinggal ataupun berada di radius Seririt untuk bersama-sama bersembahyang di pura Hita Karana.
Menurut kelian adat di lingkungan Seririt, Bapak Ketut Sukarna Putra yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012, beliau mengatakan bahwa turunnya tingkat kehadiran masyarakat karena rasa memiliki masyarakat terhadap pura yang kurang, pola fikir yang berubah seiring dengan perkembangan zaman. Solusinya yakni adanya kesadaran ,rasa memiliki, serta keyakinan yang tinggi untuk datang ke pura karena pada dasarnya hal ini tidk dapat dipaksakan, tapi lebih kepada rasa tulus ikhlas.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab turunnya tingkat kehadiran masyarakat Seririt di pura Hita Karana yakni lebih kepada faktor intrn atau manusianya itu sendiri,seperti kurangnya rasa memiliki bahwasannya pura Hita Karana merupakan pura milik kita bersama,selain itu kurangnya kesadaran dan munculnya keengganan untung datang ke pura yang sebagian besar dipengaruhi oleh modernisasi.Solusi yang bisa di ambil untuk menanggulangi persoalan ini yakni menumbuhkan kesadaran serta rasa ketaqwaan yang tulus ikhlas dari masing-masing individu untuk datang ke pura,dan mengundang siswa-siswi sekolah yang berada di sekitar seririt untuk datang ke pura yang diharapkan mampu meningkatkan kehadiran masyarakat untuk datang ke pura.
4.3    Penyebab di lingkungan Seririt memiliki parit serta sungai Saba yang terbilang kotor dan banyak terdapat sampah serta solusinya.
Menurut Bapak Rusta Pandit selaku kepala lingkungan yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012,menyatakan bahwa  keadaan parit dan sungai Saba yang kotor tersebut disebabkan karena kesadaran masyarakat Seririt akan kebersihan tersebut masih kurang, buktinya masih saja ada masyarakat yang masih membuang sampah secara diam-diam ke parit maupun sungai. Sebenarnya sudah ada kegiatan membersihkan parit tersebut, namun tetap saja masih memiliki sampah yang berserakan.Solusinya yakni menggalakkan kegiatan gotong-royong membersihkan sampah karena masalah ini tidak dapat diselesaikan secara sepihak, melainkan diselesaikan secara terpadu.
Menurut salah satu pemuda di lingkungan Seririt ,yakni saudara Kadek Dwi Suparyanta yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012 ,menyatakan bahwa kotornya parit serta sungai Saba yang notabene merupakan sistem pengairan / drainase disebabkan oleh faktor manusianya atau pola fikir yang cenderung apatis terhadap kelestarian lingkungan.Hal ini sangat tidak mencerminkan slogan daripada kecamatan Seririt yaitu Seririt BERSINAR (Bersih,Nyaman,Ramah).Untuk menanggulangi masalah ini salah satunya dengan membuat program-program terobosan yang lebih mengarah pada kelestarian lingkungan,selain itu  sebagai langkah preventif yaitu dengan cara menindak tegas oknum-oknum yang membuang sampah sembarangan pada parit dan sungai Saba.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab di lingkungan Seririt memiliki parit serta sungai Saba yang terbilang kotor dan banyak terdapat sampah karena kesadaran masyarakat Seririt akan kebersihan lingkungan yang terbilang kurang ,rasa untuk memiliki dan tanggung jawab akan kelestarian lingkungan yang minim sehingga solusi untuk mengatasi masalah ini yakni dengan cara menggalakkan kegiatan gotong-royong secara bersama-sama guna memupuk rasa memiliki dan tanggung jawab untuk menjaga serta melestarikan lingkungan khususnya lingkungan Seririt.
4.4    Penyebab banyak terjadi pelanggaran dalam berlalu-lintas di lingkungan Seririt serta solusinya.
Menurut Bapak Aiptu Made Rawat yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012, menyatakan bahwa penyebab utama banyak terjadi pelanggaran dalam berlalu lintas yakni karena faktor masyarakat itu sendiri seperti ada yang ingin cepat-cepat pergi ke tempat tujuan sehingga melanggar rambu-rambu lalu-lintas serta ada masyarakat yang tidak memakai helm,serta kelengkapan lainnya,padahal polisi sudah sering memberikan penyuluhan  dan arahan kepada masyarakat mengenai pentingnya mengikuti rambu-rambu lalu lintas melalui alat keselamatan berlalu-lintas seperti helm demi keselamatan.Hal tersebut sering dilakukan melalui BABINKAMTIBNAS. Solusinya yakni sering mengadakan razia kelengkapan berkendara,melakukan  penyuluhan di masyarakat bila perlu setiap hari dan sering melakukan patroli/hunting karena keselamatan ialah yang paling utama.
Menurut salah satu pemuda di lingkungan Seririt,yakni saudara Kadek Dwi Suparyanta yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012 menyatakan bahwa,penyebab banyak terjadi pelanggaran dalam berlalu-lintas karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi aturan,serta kurangnya kepedulian akan keselamatan dalam berlalu-lintas,sehingga dari hal ini dapat diminimalisir dengan cara mengoptimalkan razia mendadak (sidak) yang diharapkan dari hal ini mampu memeberikan efek jera bagi pemakai jalan raya,selain itu sosialisasi lebih digalakkan lagi,untuk menginformasikan kepada masyarakat betapa pentingnya keselamatan dalam berlalu-lintas.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpuulkan bahwa penyebab banyak terjadinya pelanggaran dalam berlalu-lintas karena kurangnya perhatian serius dari pengguna jalan raya akan pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas sehingga untuk meminimalisir hal ini dengan cara memberikan penyuluhan /sosialisasi ke sekolah-sekolah maupun ke desa-desa,dan mengoptimalkan razia mendadak(sidak).
4.5     Kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang notabene merupakan masyarakat heterogen.
       Menurut kelian adat di lingkungan Seririt,Bapak Ketut Sukarna Putra yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012 menyatakan bahwa kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang notabene merupakan masyarakat yang heterogen pada saat ini bisa di bilang aman serta mulai terpupuk kembali rasa toleransi,walaupun beberapa bulan terakhir sempat mengalami ketegangan sebagai akibat adanya konflik sepele tang dilakukan oleh beberapa oknum yang menjurus ke arah SARA ,namun untuk mengantisipasi persoalan ini semakin meluas,maka dilakukannya jalan mediasi serta tindakan secara hukum,hal ini semata-mata dilakukan untuk menciptakan siituasi aman,nyaman,serta rukun di lingkungan Seririt.
       Menurut salah satu pemuda di lingkungan Seririt,Kadek Dwi Suparyanta yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012 menyatakan bahwa kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang secara umum merupakan masyarakat heterogen(terdiri atas berbagai suku,budaya,ras dan agama) saat ini sudah kembali kondusif setelah sebelumnya muncul konflik kecil yang melanda,tapi terlepas dari semua itu,situasi di lingkungan Seririt sangat toleransi dengan adanya perbedaan,dan ini harus di pupuk terus-meerus demi terciptanya kerukunan.
       Dari kedua pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa keadaan sosial di lingkungan Seririt saat ini sudah aman kembali,dan dalam jangka panjang sikap toleransi akan adanya perbedaan harus ditumbuhkembangkan dari masing-masing individu untuk menciptakan kerukunan di lingkungan Seririt.

BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Jadi, dari hasil observasi yang kami lakukan melalui wawancara dari berbagai sumber serta ditunjang dari referensi serta literature dalam bentuk kajian pustaka,dan masukan dari ibu pengajar bidang studi,maka dapat kami simpulkan bahwa Tri Hita Karana merupakan tiga cara /upaya untuk  mencapai kesejahteraan.Untuk mengimplementasikan hal tersebut di lingkungan Seririt yang amat potensial ini dan mengatasi persoalan-persoalan yang bergejolak maka diperlukan kesadaran serta rasa untuk memiliki dari seluruh masyarakat yang berada di lingkungan Seririt karena dengan hal itu akan tecipta kerukunan di antara masyarakat yang heterogen,sehingga slogan kecamatan Seririt yakni Seririt  BERSINAR(Bersih,Nyaman,Ramah) dapat terwujud.
5.2  Saran
Kami menyarankan kepada para pembaca agar implementasi dari konsep Tri Hita Karana ini mampu berperan aktif secara positif bukan hanya sekedar omong kosong,tapi lebih dari itu yang terpenting dari hal ini ialah adanya kesadaran serta rasa saling memiliki pada masing-masing individu,karena dalam mewujudkan kerukunan di lingkungan Seririt memang bukanlan hal yang mudah,namun dengan adanya partispasi aktif dari seluruh masyarakat,kerukunan bukan tidak mungkin dapat  terwujud di lingkungan Seririt.





DAFTAR PUSTAKA











LAMPIRAN-LAMPIRAN
v  Segi Parhyangan.









v  Segi Pawongan.














v  Segi Palemahan.













Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

restoe-rc.blogspot.com ©2011. Powered by Blogger.
 
Administrator : @restu_rc
Copyright © 2011. Restoe's Blog - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger Custom