BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anggapan bahwa kecamatan Seririt tidak ubahnya seperti pisau
bermata dua, mungkin memang benar adanya.Di satu sisi kecamatan Seririt
merupakan kecamatan yang sangat potensial untuk berkembang di bidang SDM dan
lainnya. Salah satu bukti nyata potensialnya kecamatan Seririt terlihat dari
adanya pasar 24 jam yang tidak dapat dijumpai di kecamatan lainnya. Hal ini
menunjukkan adanya pergolakan perekonomian di Kecamatan Seririt yang bisa
dikembangkan sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat Seririt. Di sisi
lain banyak kalangan yang menyebut bahwa kecamatan Seririt merupakan Texasnya
Buleleng. Heterogennya masyarakat Seririt turut memeberikann andil dari
carut-marutnya situasi dan kondisi di lingkungan Seririt seperti banyaknya
pelanggaran lalu lintas yang bukan hal awam lagi terjadi di lingkungan Seririt,
pengalih fungsian parit-parit serta sungai Saba yang sepatutnya untuk system
pengairan/drainase kini telah menjadi
tempat pembuangan sampah, serta konsep pura Hita Karana yang tidak sesuai
dengan konsep pembangunan Padmasana pada sastra agama dan kehadiran masyarakat Seririt yang beragam Hindu untuk datang ke pura
Padmasana semakin minim. Setidaknya hal ini harus sesegera mungkin harus
dibenahi secara terpadu oleh pihak terkait demi menciptakan kerukunan di
lingkungan Seririt.Kira-kira apakah solusi untuk menciptakan kerukunan serta
meminimalisir carut marut yang terjadi di lingkungan Seririt?
Tri Hita Karana merupakan tiga penyebab untuk mencapai
kebahagiaan.Ajaran Tri Hita Karana dapat dijadikann ajaran konkrit untuk
menciptakan kerukunan diantara masyarakat Seririt yang heterogen yang
diharapkan mampu meminimalisir dampak negativ yang timbul di lingkungan Seririt yang dapat
diubah kearah positif demi terwujudnya slogan kecamatan Seririt yakni Seririt
BERSINAR (Bersih, Nyaman, Ramah).
o
Mengapa di pura Hita Karana tidak
memiliki bagian jaba sisi dan malah dialih fungsikann sebagai tempat penjualan
ikann oleh pedagang kaki lima?
o
Apa yang menyebabkan turunnya tingkat
kehadiran masyarakat Seriritke pura Hita Karana? Serta bagaimana solusinya?
o
Mengapa di lingkungan Seririt memiliki
parit serta sungai Saba yang terbilang kotor dan banyak terdapat sampah? Serta
bagaimana peran aparat terkait terhadap masalah tersebut?
o
Mengapa banyak terjadi pelanggaran dalam
berlalu-lintas di lingkungan Seririt? Bagaimana peran aparat dalam
menanggulangi hal tersebut?
o
Bagaimanakah kehidupan sosial di
lingkungan Seririt yang notabene merupakan masyarakat heterogen?
1.3 Tujuan
o
Mengetahui penyebab di pura Hita Karana
tidak memiliki bagian jaba sisi dan malah dialih fungsikann sebagai tempat
penjualan ikan oleh pedagang kaki lima.
o
Mengetahui penyebab turunnya tingkat kehadiran
masyarakat Seririt di pura Hita Karana serta solusinya.
o
Mengetahui penyebab di lingkungan
Seririt memiliki parit serta sungai Saba yang terbilang kotor dan banyak
terdapat sampah serta solusinya.
o
Mengetahui penyebab banyak terjadi
pelanggaran dalam berlalu-lintas di lingkungan Seririt serta solusinya.
o
Mengetahui keadaan kehidupan sosial di
lingkungan Seririt yang notabene merupakan masyarakat heterogen.
1.4 Manfaat
v Bagi
siswa
o
Siswa yang berada di radius Seririt
dapat mengetahui permasalahan yang terjadi di lingkungan Seririt dan dapat
mengetahui cara untuk mengatasinya.
o
Siswa mampu berperan aktif dalam
implementasi Tri Hita Karana untuk menciptakan kerukunan di lingkungan Seririt.
v Bagi
masyarakat:
o
Meningkatkan kesadaran,serta rasa
memiliki dari masyarakat terhadap persoalan yang menyangkut penerapan konsep
Tri Hita Karana di lingkungan Seririt.
o
Menambah informasi mengenai persoalan
yang terjadi di lingkungan Seririt yang
terkait implementasi Tri Hita Karana yang diharapkan mampu untuk mengatasi
permasalahan yang berkembang untuk mewujudkan kerukunan di lingkungan Seririt.
v Bagi
sekolah :
o
Sebagai referensi dan kajian dalam
implementasi Tri Hita Karana yang mungkin dapat diterapkan di dalam kurikulum
sekolah.
o
Sebagai bahan introspeksi diri dalam
membentuk karakter siswa yang positif sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana.
\
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian
Tri Hita Karana
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Hita_Karanayang di
kutip pada tanggal 5 September 2012,menyatakan bahwa Tri Hita
Karana berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita
Karana berarti “Tiga penyebab
terciptanya kebahagiaan”.Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh.
Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keaneka ragaman budaya dan lingkungan di tengah
hantaman globalisasi dan homogenisasi. Pada dasarnya hakikat ajaran tri hita
karana menekankan tiga hubungan manusia dalam
kehidupan di dunia ini. Ketiga
hubungan itu meliputi hubungan dengan
sesama manusia, hubungan dengan
alam sekitar, dan hubungan
dengan ke Tuhan yang saling terkait satu sama lain. Setiap hubungan
memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip
pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila
keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan menghindari dari pada segala
tindakan buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai.Hakikat
mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu
bersumber pada keharmonisan hubungan antara Manusia dengan Tuhan nya, Manusia
dengan alam lingkungannya, dan Manusia
dengan sesamanya. Dengan menerapkan falsafah tersebut diharapkan dapat
menggantikan pandangan hidup modern yang lebih mengedepankan individualisme dan materialisme. Membudayakan
Tri Hita Karana akan dapat memupus pandangan yang mendorong konsumerisme, pertikaian dan gejolak.
2.2
Pengertian
implementasi
Menuruthttp://www.jualbeliforum.com/pendidikan/215357-pengertian-implementasi-menurut-para-ahli.htmlyang
dikutip tanggal5
September 2012 menyataka bahwa Impelentasi adalah suatu tindakan
atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap
fix.
Menurut
KBBI( Kamus Besar Bahasa Indonesia) Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang
dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang /didesain
untuk kemudian dijalankan sepenuhnya.Kalau diibaratkan dengan sebuah rancangan
bangunan yang dibuat oleh seorangInsinyur bangunan tentang rancangan sebuah
rumah pada kertas kalkirnya makaimpelemntasi yang dilakukan oleh para tukang
adalah rancangan yang telah dibuattadi dan sangat tidak mungkin atau mustahil
akan melenceng atau tidak sesuai denganrancangan, apabila yang dilakukan oleh
para tukang tidak sama dengan hasilrancangan akan terjadi masalah besar dengan
bangunan yang telah di buat karenarancangan adalah sebuah proses yang panjang,
rumit, sulit dan telah sempurna darisisi perancang dan rancangan itu. Maka
implementasi kurikulum juga dituntut untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang
telah direncanakan dalam kurikulumnya untuk dijalankan dengan segenap hati dan
keinginan kuat, permasalahan besar akan terjadiapabila yang dilaksanakan
bertolak belakang atau menyimpang dari yang telahdirancang maka terjadilah
kesia-sian antara rancangan dengan implementasi. Rancangan kurikulum dan
impelemntasi kurikulum adalah sebuah sistem danmembentuk sebuah garis lurus
dalam hubungannya (konsep linearitas) dalam artiimpementasi mencerminkan
rancangan, maka sangat penting sekali pemahaman guruserta aktor lapangan lain
yang terlibat dalam proses belajar mengajar sebagai intikurikulum untuk
memahami perancangan kuirkulum dengan baik dan benar.
2.3
Pengertian Kerukunan
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Kerukunanyang
diakses tanggal 4 September 2012 menyatakan bahwa kerukunan berasal dari kata
rukun yang berarti baikdandamai.
Dengan demikian kerukunan berarti suatu keadaan dimana terdapat masyarakat yang
hidup damai.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Metode Observasi
Menurut
http://id.wikipedia.org/wiki/Wawancarayang
diakses tanggal 5 September 2012 ,observasi ialah metode
atau cara-cara menganalisa dan mengadakan secara sistematis mengenai tingkah
laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Metode
observasi sebagai cara belajar mengajar dipandang efektif dalam kegiatan
belajar mengajar. Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat menggunakan
blangko-blangko daftar isian yang telah disusun dan didalamnya telah
dicantumkan aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan
pada waktu pengamatan dilakukan. Sedangkan pada observasi yang tidak
direncanakan pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa
sebenarnya yang harus dicatat dalam pengamatan itu.
Tujuan
digunakan metode observasi adalah:
1. Untuk
melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah dan di kelas.
2. Untuk
melihat, mengamati dan menghayatinya secara langsung dan nyata mengenai obyek
tertentu.
3. Untuk
menanamkan nilai moral pada siswa.
Manfaat
digunakannya metode observasi adalah:
1. Menambah
wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala atau kejadian yang terjadi dalam
lingkunganny atau obyek yang diamati.
2. Melatih
kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap kejadian-kejadian yang ada
dilingkungannya.
Langkah-langkah
dalam melaksanakan metode observasi secara umum meliputi:
1. Tahap
persiapan atau perencanaan, yaitu:
a) Menetapkan
tujuan pembelajaran khusus (TPK).
b) Menetapkan
obyek yang akan diobservasi.
c) Menentukan
alat/instrument peroleh data dalam mengadakan observasi.
d) Membuat
instrument untuk mengadakan observasi.
2. Tahap
pelaksanaan, yaitu
a) siswa
secara langsung menuju obyek yang diobservasi.
b) siswa
mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diobservasi.
c) siswa
mengadakan pencatatan terhadap peristiwa, kejadian-kejadian atau gejala-gejala
yang terjadi.
d) mendiskusikan
hasil pengamatan dengan tim.
e) menyusun
laporan sebagai hasil observasi
3.2 Metode Wawancara
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Wawancara yang telah
diakses tanggal 4 September 2012
wawancara ialah suatu kegiatan mencari informasi dari seorang
narasumber.
Dalam
metode wawancara terdapat 3 jenis wawancara dengan kelebihan dan kelemahannya
masing-masing:
1. Melalui
surat merupakan cara untuk menguji tanggapan responden melalui pengiriman
kuesioner via pos. Kelebihan dari wawancara melalui surat adalah hemat biaya,
hemat waktu, responden bisa memilih waktu yang tepat baginya untuk mengisi
kuesioner, ada jaminan kerahasiaan yang lebih besar, keseragaman kata, tidak
ada bias pewawancara, serta banyak responden yang dapat dicapai. Sedangakan, kekurangannya adalah tidak
fleksibel, terdapat kecenderungan rendahnya tanggapan, hanya perilaku verbal
yang tercatat, idak ada kendali atas lingkungan, tidak ada kendali atas urutan
pertanyaan, bisa menyebabkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab, tidak
bisa merekam jawaban secara spontan, kesulitan untuk membedakan antara tidak
menjawab dengan salah alamat, tidak ada kendali atas waktu pengembalian, tidak
dapat menggunakan format yang kompleks, dan bisa mendapatkan sample yang bias.
2. Metode
wawancara tatap muka merupakan cara untuk menguji tanggapan responden dengan
bertemu muka atau berhadapan langsung. Kelebihan dari penelitian wawancara
tatap muka adalah fleksibilitas, tingkat
respon yang baik, memungkinkan
pencatatan perilaku non verbal, kendali atas lingkungan waktu menjawab,
kemampuan untuk mengikuti urutan pertanyaan dan pencatatan jawaban seecara
spontan, responden tidak bisa curang dan harus menjawab sendiri, terjaminnya
kelengkapan jawaban dan pertanyaan yang dijawab, adanya kendali atas waktu
menjawab pertanyaan, serta dapat digunakan untuk kuesioner yang kompleks.
Sedangkan, kelemhannnya adalah biayanya yang mahal, waktu yang dibutuhkan untuk
bertanya dan untuk berkunjung ke lokasi, bias pewawancara, tidak ada kesempatan
bagi responden untuk mengecek fakta, mengganggu responden, kurang menjamin
kerahasiaan, kurangnya keseragaman pertanyaan, serta kurang bisa diandalkan
untuk mencapai banyak responden.
3. Wawancara
telepon (telephone interview) merupakan cara menguji tanggapan respondenvia
telepon. Kelebihan dari telephone interview adalah tingkat respon lebih tinggi
dari mail atau self administered. Memnungkinkan untuk menjangkau geografis yang
luas/jauh, waktu lebih singkat, dapat mengontrol tahapan pengisian kuesioner,
dapat melakukan pertanyaan lanjutan probing, dan memungkinkan untuk format
pertanyaan yang lebih kompleks. Sedangkan, kekurangannya adalah biaya tinggi,
panjang wawancara terbatas, terbatas untuk responden yang memiliki telepon,
mengurangi anonimitas, memungkinkan bias pewawancara, sulit untuk pertanyaan
terbuka, membutuhkan bantuan visual, serta hanya dapat mencatat hal-hal
tertentu dari latar belakang suara atau intonasi suara.
Berikut
ini merupakan daftar pertanyaan yang telah kelompok kami ajukan kepada beberapa
narasumber :
o
Menurut Anda, mengapa di pura Hita
Karana tidak memiliki bagian jaba sisi yang secara konsep pembuatan pura harus
terdapat jaba sisi, jaba tengah, dan jeroan dan malah dialih fungsikan sebagai
tempat penjualan ika oleh pedagang kaki lima?
o
Menurut Anda apa yang menyebabkan
turunnya tingkat kehadiran masyarakat Seririt di pura Hita Karana ketika rainan
Purnama Tilem? Serta bagaimana solusinya?
o
Menurut Bapak, mengapa di lingkungan
Seririt memiliki parit serta sungai Saba yang terbilang kotor dan banyak
terdapat sampah? Serta bagaimana peran aparat terkait terhadap masalah
tersebut?
o
Menurut Anda, mengapa banyak terjadi
pelanggaran dalam berlalu-lintas di lingkungan Seririt? Bagaimana peran aparat
dalam menanggulangi hal tersebut?
o
Menurut pandangan Anda, bagaimanakah
kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang notabene merupakan masyarakat
heterogen?
3.3 Metode Kajian Pustaka
Menuruthttp://makalahbarataanpba.blogspot.com/2010/01/kajianpustaka.html yang
diakses tanggal 4 September 2012 menyatakan bahwa Kajian
pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi,
tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah
lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis
dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut
menurut abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun
penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu).
DalamPenelitian biasanya diawali dengan
ide-ide atau gagasan dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui
hipotesis tentang hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk
penelitian dapat bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga
bersumber dari sejumlah kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita
kenal juga sebagai literatur atau pustaka.Literatur atau bahan pustaka ini
kemudian kita jadikan sebagai referensi atau landasan teoritis dalam
penelitian.
Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan dan
konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang
hubungan yang diharapkan. Ide-ide dan konsep-konsep untuk penelitian dapat
bersumber dari gagasan peneliti sendiri dan dapat juga bersumber dari sejumlah
kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur
atau pustaka.Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai
referensi atau landasan teoritis dalam penelitian.
Kajian pustaka: menjelaskan laporan tentang apa yang telah
ditemukan oleh peneliti lain atau membahas masalah penelitian. Kajian penting
yang berkaitan dengan masalah biasanya dibahas sebagai subtopik yang lebih
rinci agar lebih mudah dibaca.Bagian yang kurang penting biasanya dibahas
secara singkat. Bila ada beberapa hasil penelitian yang mirip dengan masalah
penelitian, maka dapat dituliskan: ”Beberapa penelitian juga telah dilaporkan
dengan hasil yang hampir sama (Adam, 1976;Brown, 1980; Cartwright, 1981; Davis,
1985; Frost, 1987)”
Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari,
membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat
teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Penyebab di pura Hita Karana tidak
memiliki bagian jaba sisi dan malah dialih fungsikan sebagai tempat penjualan
ikan oleh pedagang kaki lima.
Dari
hasil wawancara dengan Bapak
Drs. Nyoman Suirka, M. Ag pada tanggal 5 September 2012
didapatkan hasil bahwa menurut beliau semenjak
berdirinya pura Hita Karana pada bulan April tahun 1967 hingga sekarang,
penyebab di pura Hita Karana tidak terdapat jaba sisi yakni tidak ada dukungan
dari masyarakat di luar Seririt. Sebenarnya dulu sudah pernah memiliki jaba
sisi.dulu juga pernah diajukan ke pemerintah, namun karena kurangnya
dukungandaripada masyarakat di lingkungan luar Seririt yang menginginkan bahwa
bagian jaba sisi itu dijadikan jalan raya. Maka dari itu pura Hita Karana tidak
mempunyai jaba sisi.Sedangkan kasus dialihfungsikannya daerah tersebut sebagai
daerah berjualan ikan, sebenarnya telah dilarang.Namun para pedagang tersebut
bandel dan tetap tidak mengindahkan larangan tersebut sehingga yang bisa di
perbuat kini yaitu tinggal menunggu karma dari Tuhan.
Dari
hasil wawancara dengan kelian adat di lingkungan Seririt, Bapak Ketut Sukarna
Putra pada tanggal 5 September 2012 diperoleh hasil bahwa menurut beliau
penyebab tidak terdapatnya jaba sisi pada pura Hita Karana karena adanya protes
dari oknum-oknum yang berkepentingan dalam peningkatan usahanya, padahal usaha
untuk keberadaan jaba sisi di pura Hita Karana sudah di perjuankan dan diberi
izin dari bupati melalui SK yang telah diberikan tapi karena dukungan
masyarakat yang kurang, keberadaan jaba sisi akhirnya ditiadakan. Sedangkan
kasus pedagang ikan yang berjualan di areal pura sebenarnya telah dilarang,
namun kadangkala pedagang mencuri kesempatan untuk berdagang sehingga ditindak
tegas dakam bentuk arahan. Sehingga secara berangsur-angsur pedagang mampu
mengerti agar tidak berjualan di areal pura, dan untuk mempertahankan situasi
ini mungkin akan diadakan pemantauan secara berkala.
Dari
kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab di puraHita Karana
tidak memiliki bagian jaba sisi karena pada dasarnya terletak pada protes keras
yang dilayangkan masyarakat di luar lingkungan Seririt untuk menjadikan jaba
sisi tersebut menjadi jalan raya padahal sk untuk menempatkan jaba sisi telah
diberikan,namun karena dukungan dari masyarakat yang kurang sehingga keberadaan
serta pembuatan jaba sisi pun urung di laksanakan,sedangkan untuk masalah
pengalih fungsian jaba sisi menjadi tempat berjualan ikan sebenarnya telah di
berlakukan pelarangan untuk berjualan oleh pihak terkait namun kadangkala sikap
pedagang yang kurang tertib menyebabkan masih ditemukan pedagang yang berjualan
ikan di jaba sisi pura Hita Karana,sebagai langkah tegas,kini mulai di
berlakukan tindakan baik itu dengan
pemahaman-pemahaman kepada pedagang,maupun dengan sidak.
4.2
Penyebab
turunnya tingkat kehadiran masyarakat Seririt di pura Hita Karana dan
solusinya.
Menurut
Bapak Drs. Nyoman Suirka, M. Ag
yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012, beliau mengatakan
bahwa turunnya tingkat kehadiran masyarakat karena kurangnya motivasi bagi
masyarakat untuk datang ke pura, selain itu kurangnya ajakan kepada masyarakat
untuk pergi ke pura yang menjadi pusat ataupun center parhyangan dari wilayah
Seririt. Solusinya dengan cara
mengundang atau mensosialisasikan kepada para siswa-sisw-wi di radius Seririt
dari SD,SMP,SMA serta Mahasiswa yang tinggal ataupun berada di radius Seririt
untuk bersama-sama bersembahyang di pura Hita Karana.
Menurut
kelian adat di lingkungan Seririt, Bapak Ketut Sukarna Putra yang telah kami
wawancarai pada tanggal 5 September 2012, beliau mengatakan bahwa turunnya
tingkat kehadiran masyarakat karena rasa memiliki masyarakat terhadap pura yang
kurang, pola fikir yang berubah seiring dengan perkembangan zaman. Solusinya
yakni adanya kesadaran ,rasa memiliki, serta keyakinan yang tinggi untuk datang
ke pura karena pada dasarnya hal ini tidk dapat dipaksakan, tapi lebih kepada
rasa tulus ikhlas.
Dari
kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab turunnya tingkat
kehadiran masyarakat Seririt di pura Hita Karana yakni lebih kepada faktor
intrn atau manusianya itu sendiri,seperti kurangnya rasa memiliki bahwasannya
pura Hita Karana merupakan pura milik kita bersama,selain itu kurangnya
kesadaran dan munculnya keengganan untung datang ke pura yang sebagian besar
dipengaruhi oleh modernisasi.Solusi yang bisa di ambil untuk menanggulangi
persoalan ini yakni menumbuhkan kesadaran serta rasa ketaqwaan yang tulus
ikhlas dari masing-masing individu untuk datang ke pura,dan mengundang
siswa-siswi sekolah yang berada di sekitar seririt untuk datang ke pura yang
diharapkan mampu meningkatkan kehadiran masyarakat untuk datang ke pura.
4.3
Penyebab
di lingkungan Seririt memiliki parit serta sungai Saba yang terbilang kotor dan
banyak terdapat sampah serta solusinya.
Menurut Bapak Rusta Pandit selaku kepala
lingkungan yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012,menyatakan
bahwa keadaan parit dan sungai Saba yang
kotor tersebut disebabkan karena kesadaran masyarakat Seririt akan kebersihan
tersebut masih kurang, buktinya masih saja ada masyarakat yang masih membuang
sampah secara diam-diam ke parit maupun sungai. Sebenarnya sudah ada kegiatan
membersihkan parit tersebut, namun tetap saja masih memiliki sampah yang
berserakan.Solusinya yakni menggalakkan kegiatan gotong-royong membersihkan
sampah karena masalah ini tidak dapat diselesaikan secara sepihak, melainkan
diselesaikan secara terpadu.
Menurut salah satu pemuda di lingkungan
Seririt ,yakni saudara Kadek Dwi Suparyanta yang telah kami wawancarai pada
tanggal 5 September 2012 ,menyatakan bahwa kotornya parit serta sungai Saba
yang notabene merupakan sistem pengairan / drainase disebabkan oleh faktor
manusianya atau pola fikir yang cenderung apatis terhadap kelestarian
lingkungan.Hal ini sangat tidak mencerminkan slogan daripada kecamatan Seririt
yaitu Seririt BERSINAR (Bersih,Nyaman,Ramah).Untuk menanggulangi masalah ini
salah satunya dengan membuat program-program terobosan yang lebih mengarah pada
kelestarian lingkungan,selain itu
sebagai langkah preventif yaitu dengan cara menindak tegas oknum-oknum
yang membuang sampah sembarangan pada parit dan sungai Saba.
Dari kedua pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa penyebab di lingkungan Seririt memiliki parit serta sungai
Saba yang terbilang kotor dan banyak terdapat sampah karena kesadaran
masyarakat Seririt akan kebersihan lingkungan yang terbilang kurang ,rasa untuk
memiliki dan tanggung jawab akan kelestarian lingkungan yang minim sehingga
solusi untuk mengatasi masalah ini yakni dengan cara menggalakkan kegiatan
gotong-royong secara bersama-sama guna memupuk rasa memiliki dan tanggung jawab
untuk menjaga serta melestarikan lingkungan khususnya lingkungan Seririt.
4.4 Penyebab banyak terjadi pelanggaran
dalam berlalu-lintas di lingkungan Seririt serta solusinya.
Menurut
Bapak Aiptu Made Rawat yang telah kami wawancarai pada tanggal 5 September
2012, menyatakan bahwa penyebab utama banyak terjadi pelanggaran dalam berlalu
lintas yakni karena faktor masyarakat itu sendiri seperti ada yang ingin
cepat-cepat pergi ke tempat tujuan sehingga melanggar rambu-rambu lalu-lintas
serta ada masyarakat yang tidak memakai helm,serta kelengkapan lainnya,padahal
polisi sudah sering memberikan penyuluhan
dan arahan kepada masyarakat mengenai pentingnya mengikuti rambu-rambu
lalu lintas melalui alat keselamatan berlalu-lintas seperti helm demi
keselamatan.Hal tersebut sering dilakukan melalui BABINKAMTIBNAS. Solusinya
yakni sering mengadakan razia kelengkapan berkendara,melakukan penyuluhan di masyarakat bila perlu setiap
hari dan sering melakukan patroli/hunting karena keselamatan ialah yang paling
utama.
Menurut
salah satu pemuda di lingkungan Seririt,yakni saudara Kadek Dwi Suparyanta yang
telah kami wawancarai pada tanggal 5 September 2012 menyatakan bahwa,penyebab
banyak terjadi pelanggaran dalam berlalu-lintas karena kurangnya kesadaran
masyarakat dalam mematuhi aturan,serta kurangnya kepedulian akan keselamatan
dalam berlalu-lintas,sehingga dari hal ini dapat diminimalisir dengan cara
mengoptimalkan razia mendadak (sidak) yang diharapkan dari hal ini mampu
memeberikan efek jera bagi pemakai jalan raya,selain itu sosialisasi lebih
digalakkan lagi,untuk menginformasikan kepada masyarakat betapa pentingnya
keselamatan dalam berlalu-lintas.
Dari
kedua pendapat di atas dapat disimpuulkan bahwa penyebab banyak terjadinya
pelanggaran dalam berlalu-lintas karena kurangnya perhatian serius dari
pengguna jalan raya akan pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas sehingga
untuk meminimalisir hal ini dengan cara memberikan penyuluhan /sosialisasi ke
sekolah-sekolah maupun ke desa-desa,dan mengoptimalkan razia mendadak(sidak).
4.5
Kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang
notabene merupakan masyarakat heterogen.
Menurut kelian adat di lingkungan
Seririt,Bapak Ketut Sukarna Putra yang telah kami wawancarai pada tanggal 5
September 2012 menyatakan bahwa kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang
notabene merupakan masyarakat yang heterogen pada saat ini bisa di bilang aman
serta mulai terpupuk kembali rasa toleransi,walaupun beberapa bulan terakhir
sempat mengalami ketegangan sebagai akibat adanya konflik sepele tang dilakukan
oleh beberapa oknum yang menjurus ke arah SARA ,namun untuk mengantisipasi
persoalan ini semakin meluas,maka dilakukannya jalan mediasi serta tindakan
secara hukum,hal ini semata-mata dilakukan untuk menciptakan siituasi
aman,nyaman,serta rukun di lingkungan Seririt.
Menurut salah satu pemuda di lingkungan
Seririt,Kadek Dwi Suparyanta yang telah kami wawancarai pada tanggal 5
September 2012 menyatakan bahwa kehidupan sosial di lingkungan Seririt yang
secara umum merupakan masyarakat heterogen(terdiri atas berbagai
suku,budaya,ras dan agama) saat ini sudah kembali kondusif setelah sebelumnya
muncul konflik kecil yang melanda,tapi terlepas dari semua itu,situasi di
lingkungan Seririt sangat toleransi dengan adanya perbedaan,dan ini harus di
pupuk terus-meerus demi terciptanya kerukunan.
Dari kedua pendapat di atas,dapat
disimpulkan bahwa keadaan sosial di lingkungan Seririt saat ini sudah aman
kembali,dan dalam jangka panjang sikap toleransi akan adanya perbedaan harus
ditumbuhkembangkan dari masing-masing individu untuk menciptakan kerukunan di
lingkungan Seririt.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi,
dari hasil observasi yang kami lakukan melalui wawancara dari berbagai sumber
serta ditunjang dari referensi serta literature dalam bentuk kajian pustaka,dan
masukan dari ibu pengajar bidang studi,maka dapat kami simpulkan bahwa Tri Hita
Karana merupakan tiga cara /upaya untuk
mencapai kesejahteraan.Untuk mengimplementasikan hal tersebut di
lingkungan Seririt yang amat potensial ini dan mengatasi persoalan-persoalan yang
bergejolak maka diperlukan kesadaran serta rasa untuk memiliki dari seluruh
masyarakat yang berada di lingkungan Seririt karena dengan hal itu akan tecipta
kerukunan di antara masyarakat yang heterogen,sehingga slogan kecamatan Seririt
yakni Seririt BERSINAR(Bersih,Nyaman,Ramah)
dapat terwujud.
5.2 Saran
Kami
menyarankan kepada para pembaca agar implementasi dari konsep Tri Hita Karana
ini mampu berperan aktif secara positif bukan hanya sekedar omong kosong,tapi
lebih dari itu yang terpenting dari hal ini ialah adanya kesadaran serta rasa
saling memiliki pada masing-masing individu,karena dalam mewujudkan kerukunan
di lingkungan Seririt memang bukanlan hal yang mudah,namun dengan adanya
partispasi aktif dari seluruh masyarakat,kerukunan bukan tidak mungkin
dapat terwujud di lingkungan Seririt.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v Segi Parhyangan.
v Segi Pawongan.
v Segi Palemahan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !